Breaking News
Loading...

Thursday 16 March 2017

Pembesaran Larva Ikan Hias Rainbow Dan Kongo Tetra

Pembesaran burayak Ikan Hias Rainbow Dan Ikan Hias Kongo Tetra

Pembesaran - Usaha budi daya ikan hias belum bisa dikatakan berhasil bila ikan yang di budidayakan itu belum mencapai ukuran tertentu. Untuk mencapai ukuran itu, setelah dari tahap pendedern harus melalui tahap pembesaran. Sebab umumnya ikan hias belum bisa dijual kalau masih berupa larva atau benih.

Larva yang sudah berumur kira-kira 2 bulan dapat dipindahkan ke wadah pembesaran. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi ikan untuk mendapatkan tempat yang lebih besar dan bersih. Saat melakukan pemindahan juga dilakukan penyortiran agar ikan yang ukurannya kecil tidak disaingi dengan ikan yang lebih besar.


A. PERSIAPAN SARANA PEMBESARAN

Jumlah dan besar sarana pembesaran tergantung dari kapasitas ikan yang dibesarkan. Seperti halnya pemijahan dan pendederan, kegiatan pembesaran ini pun memerlukan sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan.


1. WADAH PEMBESARAN

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari usaha pembesaran maka pembesaran harus dirancang secara khusus agar ikan yang di besarkan dapat hidup dengan baik.

Kesalahan dalam membuat dan merancang wadah akan berakibat ikan tidak dapat berkembang dengan sempurna, pertumbuhannya akan terhambat, dan ikan bisa terserang penyakit. 

Wadah pembesaran dapat di beli dalam bentuk siap pakai maupun dibuat sendiri. Wadah yang dapat dibuat sendiri antara lain akuarium, bak semen, bak plastik, dan kolam tanah. Sementara wadah yang dapat dibeli adalah fiberglas.

Penempatan wadah dilakukan di dalam ruangan tertutup (Indoor) agar memperoleh suhu air yang relatif stabil. Suhu air yang stabil akan membuat nafsu makan ikan meningkat. Akibatnya ikan akan sehat dan tidak mudah terkena setres atau terserang penyakit.


2. PENAMPUNGAN AIR

Pada budi daya ikan hias, air merupakan sarana pokok yang harus tersedia. Apabila air tidak mencukupi atau tidak dapat langsung digunakan maka pengadaan penampungan air menjadi kebutuhan utama.

Wadah penampungan air dapat berupa tong bekas yang terbuat dari plastik atau tangki dari fiberglas. Namun kalau kebutuhan air cukup banyak sebaiknya wadah penampungan dibuat dari semen.

Agar air yang ditampung air harus dilengkapi saringan atau filter air yang berfungsi menyaring pertikel-partikel teruspensi yang terbawa dari sumur atau sumber air lainnya.


3. FILTER PEMBESARAN

Umumnya tahap pembesaran dilakukan pada bak semen atau akuarium dengan sistem ganti air. Air yang digunakan harus yang sudah diendapkan terlebih dahulu.

Namun cara ini memerlukan stok air yang cukup banyak. Untuk mengehmat penggunaan air, cara lain yang dapat digunakan adalah dengan sistem aliran tertutup (SAT) atau sistem resirkulasi.

Dengan sistem ini air tidak akan terbuang karena daur ulang, tetapi dikembalikan sebagai air masuk setelah melalui filter.

Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa pada 20 hari pertama pengoprasian filter air, air yang dihasilkan masih rawan dengan komponen beracun, yaitu Nitrit.

Persiapan untuk menerapkan sistem aliran tertutup dimulai dari penentuan volume air, wadah pembesaran, dan jumlah wadah pembesarannya. Hal ini perlu dilakukan agar total volume air yang dibutuhkan dapat diketahui.


Jenis filter yang bisa digunakan antara lain filter vertikal dan filter terendam.

A. FILTER VERTIKAL

FIlter ini biasa disebut filter kering, merupakan sistem penyaring air secara menetes (Trickling Filter). Disebut filter kering karena letaknya diluar bak pemeliharaan, sedangkan disebut filter vertikal karena air menetes dari atas ke bawah dan letaknya tegak.

Sistem ini sangat efesien karena hemat air, hemat lahan, dan hemat energi. Peralatannya mudah dioperasikan dan biaya pemeliharaannya relatif lebih murah. Sistem ini bekerja secara fisika, kimia, dan biologi.

Air kotor yang dipompakan ke dalam susunan bahan filter akan menjadi bersih setelah disaring oleh mikroorganisme yang timbul pada permukaan filter. Apabila air yang digunakan adalah air leding kandungan klorin akan hilang setelah disaring dengan filter vertikal.

Perbandingan antara wadah filter dengan bak pembesaran adalah 1:10. Filter vertikal biasanya diletakkan lebih tinggi dari bak pembesaran agar air yang sudah difilter mudah mengalir ke dalam bak pembesaran.


Bahan-bahan filter yang disusun berlapis adalah sebagai berikut:
  • Lapisan pertama atau dasar berupa batu kali berukuran diameter 7-10 cm, ketebalan lapisamn minimal 15 cm.
  • Lapisan kedua berupa arang batok yang dibungkus dengan kain saringan yang berfungsi mengabsorbsi air menjadi sumber karbon dalam proses kerja bakteri, ketebalan lapisan sekitar 5 cm.
  • Lapisan ketiga berupa batu kapur mentah yang bertujuan untuk mempertahankan pH air agar tetap netral, ketebalan lapisan sekitar 10 cm.
  • Lapisan keempat berupa batu kerikil atau batu split berdiameter 2-5 cm, berguna untuk tempat menempelnya bakteri pengurai, ketebalan lapisan minimal 40 cm.
  • lapisan kelima berupa busa (Spon) yang berfungsi untuk menyaring kotoran ikan.


B. FILTER TERENDAM

Filter ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan ember atau potongan paralon sepanjang 25-30 cm. Diameter paralon 5-6 inci. Salah satu lubang paralon ditutup dengan dop sedangkan bagian sisi paralon diberi lubang.

Selanjutnya paralon diisi batu kali berukuran diameter 1-3 cm. Ke bagian tengah paralon diselipkan paralon berukuran 0,5 inci. Ke dalam paralon yang kecil ini dimasukkan selang yang dihubungkan dengan aerator dan diletakkan ke dalam bak atau akuarium pembesaran.

Filter tersebut dapat digunakan untuk mengolah air atau mendaur ulang air secara sirkulasi dan continue sehingga kualitas air menjadi stabil.


4. TANAMAN AIR

Pembesaran ikan hias rainbow dan kongo tetra biasanya dilakukan di luar ruangan.
Perlengkapan pembesaran cukup hanya tanaman air yang bermanfaat untuk membuat kualitas air lebih stabil dan dapat menyerap unsur nitrogen.


5. AERATOR

Peralatan lain untuk menunjang pembesaran ikan hias rainbow dan kongo tetra adalah aerator atau blower.

Pada peralatan ini dipasangkan selang aerator secara paralel dari masing-masing bak atau akuarium. Dengan demikian apda setiap bak atau akuarium dapat dipasangkan selang untuk menyuplai oksigen.

Cara pemasangan selang pada aerator cukup mudah, yaitu menyambungkan selang ke lubang pengeluaran aerator lalu selang aerator tersebut dirangkaikan menuju bak pembesaran. Ujung selang aerator tersebut ditutup dengan dop.

" Baca juga artikel selanjutnya " Tentang pemilihan benih "

Artikel Terkait